MENIKAH ITU BUKAN SOAL MAHAR

*Menikah Itu Bukan Soal Mahar*


 

Qosim Nurseha Dzulhadi, @qosimnursheha_dzulhadi
(Pembina Sahabat Hijrahkuu)
___________
Sahabatku, menikah itu bukan soal mahar. Karena banyak orang yang bisa memberikan mahar yang banyak kepada pasangannya, tapi pernikahannya hanya “seumur jagung”. Sebut saja, namanya, “pernikahan palawija”. Umurnya pendek alias singkat.

Ada juga yang tak sanggup beri mahar, tapi mampu mengayuh biduk pernikahannya dengan baik. Bahkan tak jarang seorang calon istri menjadi “pahlawan” sebelum akad dilangsungkan. Dia ikhlas membongkar celengannya. Dan, uang tabungannya diikhlaskan untuk calon suaminya. Sehingga tak jarang ada yang memberikan emas untuk membantu sang calon suami. Niatnya hanya satu: agar pernikahan sah dan hubungan keduanya menjadi halal. Maka, jangan khianati pengorbanan istrimu.

Sahabatku, pernikahan itu bukan hanya tentang mahar. Tetapi, ia berbicara dan berkaitan kuat dengan ‘komitmen’, tentang akad (janji setia), dan kesaksian dua orang saksi. Akhirnya, yang sebelumnya ‘haram’ menjadi ‘halal’. Maka, pelihara komitmen ini. Jangan khianati.

Mari kita ingat kembali pesan Nabi _shallallāhu ‘alayhi wa sallam_ berikut ini:

اتقوا الله فى النساء، فإنكم أخذتموهن بأمانة الله واستحللتم فروجهن بكلمة الله…
_“Bertakwalah kalian kepada Allah (hati-hati dan waspada) dalam masalah wanita. Sungguh, kalian (para suami) telah mengambil mereka dengan amanat Allah dan menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah…”_ (HR. Muslim).

Jadi, menikah ini adalah amanat. Bukan sekadar tentang mahar. Karena seorang suami mengambil hak pengayoman ayah terhadap anak perempuannya secara total. Beban bapak mertua langsung pindah ke pundak menantu. Maka, jangan main-main dengan amanat ini. Jangan jadi suami munafik, karena khianat kepada amanah yang dipercayakan kepadanya. Sahabat, jadilah suami yang amanah.

Dan, dengan kalimat Allah seorang suami halal menggauli istrinya. Padahal, sebelumnya hal ini haram dilakukan. Hukumnya bisa zina. Tapi, dengan menyebut kata Allah yang haram itu berubah menjadi halal. Maka, jangan khianati keikhlasan istrimu menjadi pendamping hidupmu.

Sahabatku, pernikahan itu bukan perkara mahar. Tapi, perkara menjaga kepercayaan istrimu. Jangan pudarkan kepercayaannya padamu. Jangan bohongi istrimu. Jangan “main belakang” _(back street)_. Jangan! Jangan lakukan. Apalagi jika engkau menduakan cintamu. Itu sangat keji. Itu sangat kejam. Hatinya murni untukmu, tapi cintamu mendua. Cintanya tulus padamu, namun cintamu semu padanya. Ingat, menikah bukan perkara mahar.[] (Selasa, 28 Syawwal 1442/08 Juni 2021).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *